Belajar dari Kisah Imam Malik & Syafi'i Agar Dimudahkan ke Baitullah
Dalam satu pekan ini cukup banyak yang menghubungi via wasap untuk menanyakan informasi umroh dan haji. Tapi hanya beberapa diantaranya yang langsung daftar begitu dapat info paket Umroh. Disini jadi ingat Kisah Imam Malik & Syafi'i.
Suatu ketika Imam Malik menyampaikan dalam majelis: “Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”
Terhadap hal yang demikian, Imam Syafi’i, sang murid punya pendapat lain. Seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki.
Masing-masing bertahan pada pendapatnya. Hingga pada suatu hari saat tengah meninggalkan pondok, Imam Syafi’i melihat serombongan orang tengah memanen anggur, dan iapun lalu membantunya. Tatkala pekerjaan itu selesai, Imam Syafi’i mendapatkan imbalan beberapa ikat anggur sebagai balasan jasa kebaikannya.
Imam Syafi’i girang sekali. Bukan semata karena mendapatkan anggur, tetapi pemberian itu telah menguatkan pendapatnya. Jika burung tak terbang sangkar, bagaimana ia akan mendapat rezeki. Jika seandainya ia tak membantu memanen, niscaya ia tak akan mendapatkan anggur.
Bergegas ia segera menjumpai gurunya. Lalu sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya, ia pun menceritakan kisah yang terjadi. Imam Syafi’i sedikit mengeraskan pada bagian kalimat “Seandainya saya tidak keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai di tangan saya.”
Mendengar itu Imam Malik tersenyum seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berkata: “Sehari ini aku memang tidak keluar pondok. Hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur. Lalu tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku."
Imam Malik menambahkan, "Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa sebab. Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”
Kedua orang guru murid itu kemudian tertawa. Dua Imam madzab yang mengambil dua hukum yang berbeda dari hadits yang sama.
Dari kisah di atas kita dapat mengambil salah satu tindakan dari kedua Imam tersebut agar dimudahkan untuk ibadah ke Baitullah, baik HAJI atau UMROH. Tentu sebelumnya dibekali ilmu terlebih dahulu, agar pilihan tersebut ada dasarnya.
Akhir tahun 2017 kami pernah cukup bingung, untuk daftar haji atau umroh. Kendala utama jelas dana talangan haji tidak cukup. Untuk Umroh sudah diajak oleh Mas Haji Rendy, Bos Labbaika Cipta Imani. Akhirnya 2018 kami putuskan untuk memilih Umroh dahulu, dengan harapan di Baitullah kami berdoa agar dimudahkan-Nya untuk ibadah Haji. Caranya bagaimana, manut Gusti Allah.
Perjalanan Umroh kami ada disini.
https://www.arifsulfiantono.com/2018/06/lakukan-yang-menjadi-bagianmu-biarkan.html
Alhamdulillah kami malah dapat pergi ibadah Umroh sekeluarga 6 orang, yang awalnya rencana 2 orang.
Dari Umroh perdana tersebut, kami berdoa sungguh-sungguh agar dimudahkan-Nya untuk ibadah Haji kelak. Entah caranya Bagaimana biar Allah SWT yang menunjukkan jalan-Nya. Karena secara hitungan manusia biasa jelas kami tidak mampu. Gaji ASN Daerah di DIY kecil. Haji reguler terlalu lama, Haji Plus sulit kami capai, kecuali ada Keajaiban dari-Nya.
Kami milih jalan takwa ala Imam Malik. Kami makmurkan masjid kampung semampu kami, dengan kegiatan TPA, remaja, pengajian, dll. Begitupun dengan dakwah ke luar kampung. Dakwah sosial di daerah rawan pemurtadan, donasi ke Palestina, sampai dakwah politik. Semua aktivitas sehari-hari kami sekeluarga diniatkan untuk Dakwah.
Diniatkan untuk Dakwah itu sebenarnya sudah lama kami laksanakan. Ajarannya Kang Fanni Allahuyarham. Sampai kami beli gerobag memilih yang kapasitas besar agar dapat untuk angkut pengajian dll. Beli LCD proyektor untuk memudahkan isi pengajian, dll hingga memilih sekolah Anak.
Begitupun jalur ikhtiar ala Imam Syafi'i kami tempuh. Informasi-informasi tentang Haji maupun Umroh kami kumpulkan sambil mengumpulkan buku-buku untuk meningkatkan literasi keilmuan.
Alhamdulillah Allah SWT beri jalan, tahun 2022 dapat info Petugas Haji Daerah, 2023 dapat menunaikan ibadah haji. Allahu Akbar!!
Berikut kisah singkat tentang Haji 2023
https://www.instagram.com/p/CvSIMZFyYaA/?igsh=YngweHl3ZXVtNXhm
Tugas PHD (Petugas Haji Daerah) DIY tahun 2023 di Masjid Quba, Madinah
PR berikutnya adalah bagaimana agar istri dan anak-anak nanti dapat berangkat Haji. Biarlah Allah yang memberikan jalan yang terbaik. Nderek ajaran Imam Malik mawon, "Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”
Semoga Allah SWT istiqomahkan kita dalam jalan Islam serta memudahkan ibadah Haji. Aamiiin.
Patangpuluhan, 7 Januari 2024, azan isya dan hujan gerimis
ttd
H. Arif Sulfiantono, S.Hut., M.Agr., M.S.I.
Kepala Sekolah Umroh Mandiri
Posting Komentar untuk "Belajar dari Kisah Imam Malik & Syafi'i Agar Dimudahkan ke Baitullah"
Posting Komentar